BAB
I
LATAR
BELAKANG
Analisa Proses Perpindahan Panas pada
Pengecoran Paduan Al-12%Si dengan Metode
Elemen Hingga
Pengecoran Paduan Al-12%Si dengan Metode
Elemen Hingga
PENDAHULUAN
Terdapat beberapa kesulitan untuk mengontrol hasil pengecoran pada piston karena sangat bergantung pada karakteristik lelehan logam yang sangat berhubungan dengan sifat-sifat termal serta struktur dari logam dan paduan yang digunakan. Dan juga banyak faktor lain seperti kelarutan gas, material dan bentuk dari cetakan (mold) itu sendiri yang akan berpengaruh pada munculnya fenomena-fenomena yang terjadi di dalam pengecoran [1].
Terdapat beberapa kesulitan untuk mengontrol hasil pengecoran pada piston karena sangat bergantung pada karakteristik lelehan logam yang sangat berhubungan dengan sifat-sifat termal serta struktur dari logam dan paduan yang digunakan. Dan juga banyak faktor lain seperti kelarutan gas, material dan bentuk dari cetakan (mold) itu sendiri yang akan berpengaruh pada munculnya fenomena-fenomena yang terjadi di dalam pengecoran [1].
Salah satu fenomena yang terjadi di dalam pengecoran adalah tegangan termal yang merupakan tegangan yang
berada di dalam suatu benda sebagai akibat dari perubahan
temperatur. Untuk menyempurnakan penelitian di atas maka dilakukan penelitian lanjutan yang bertujuan untuk membandingkan
dua jenis cetakan pengecoran dengan bahan SS304 serta
pasir silika. Kemudian menganalisa fenomena yang ada seperti distribusi temperatur, tegangan termal serta shrinkage
yang terjadi selama proses pengecoran yang berhubungan
dengan ketahanan cetakan serta hasil dari pengecoran itu
sendiri dengan pemodelan secara 3 dimensi.
SIMULASI
NUMERIK PERPINDAHAN PANAS PADA CEROBONG
SEGIEMPAT
DENGAN METODE ELEMEN HINGGA DAN BEDA HINGGA
PENDAHULUAN
Dalam teknologi industri proses perpindahan panas
selalu ada sehingga pendalaman di bidang itu perlu
ditingkatkan terutama didalam metode penyelesaiannya. Metode yang lebih cepat, akurat dengan sedikit error sangat
dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang lebih tepat.
Sehingga senuntut orang
untuk dapat melakukan penelitian tanpa pengujian langsung
yang akan membutuhan banyak biaya.
Banyak sekali penyelesaian analitis atas soal-soal
perpindahan panas konduksi yang terkumpul dalam literatur.
Namun demikian, dalam banyak situasi praktis dihadapi syarat-syarat atau kondisi batas dan geometri yang
sedemikian rupa sehingga penyelesaian analitis
untuk itu tidak bisa sama sekali dilakukan. Atau, apabila penyelesaian analitis dapat dikembangkan, hal itu
sangat kompleks, sehingga evaluasi dengan angka-angka
menjadi sangat sulit sehingga pendekatan pendekaan yang
paling berhasil adalah yang didasarkan atas teknik beda
hingga dan elemen hingga.
BAB
II
TUJUAN
PENELITIAN
1. Tujuan dari pelaksanaan penelitian yang dilakukan
adalah :
Untuk memprediksi temperatur pada cerobong dengan
kondisi batas konveksi yang merambat pada batu bata
merah tahan api secara konduksi melalui kontak 2-D secara numerik dengan penerapan prinsip elemen hingga dan
beda hingga. Membandingkan hasil dari metode elemen hingga dan beda
hingga yang berupa angka-angka atau visualisasi gambar.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
Al-12%Si digunakan sebagai material coran dikarenakan paduan Al-Si ini memiliki sifat mampu cor dan mampu
alir yang sangat baik, mempunyai permukaan yang bagus,
memiliki ketahanan korosi yang baik, berat jenisnya ringan,
serta pada titik eutektik 850K, paduan Al-12%Si memiliki titik
cair yang rendah sehingga cocok untuk dijadikan sebagai paduan
tuang [5].
Kemudian untuk jenis cetakan dibedakan menjadi dua
jenis yaitu cetakan SS304 yang berbahan SS304 serta cetakan
pasir dengan bahan pasir silika. Digunakan satu buah geometri yaitu gabungan antara material coran dengan cetakan. Untuk material coran
sendiri mengacu pada dimensi dari piston sepeda motor Ninja
250R dengan panjang piston 6,2 cm dan lebar sebesar 41,2 cm
[6] yang dibuat dengan aplikasi SolidWorks 2014 x64
Edition yang kemudian dimasukkan ke dalam ANSYS Mechanical APDL
Pembuatan mesh pada cerobong material sama dengan
material berbeda sama.
Pembuatan mesh terbagi menjadi 2 program yaitu program
mesh untuk menentukan
elemen dan nodal ditulis dalam file PMESH.FOR dan
program mesh untuk menentukan
letak nodal ditulis pada file PDM6A.FOR. Pada
penelitian ini menggunakan cerobong
dengan jumlah elemen 1200 elemen dan jumlah nodal 1320
nodal. Jika elemen berapa pada
elemen pertama maka perhitungan nodal-nodalnya adalah:
Nodal (1,1) = 2 nx + 2 ny + 1 = 17
Nodal (1,2) = Nodal (1,1) + 1 = 18
Nodal (1,4) = 1 = 1
Nodal (1,3) = Nodal (1,4) + 1 = 2
Jika elemen
berada pada elemen dibawah elemen pertama dan dibawahnya sampai
batas ketebalan cerobong maka
: Contoh Nem1 =
20 berada pada
Nodal (Nem1+1,1) = Nodal (Nem1,1) + 1
Nodal (Nem1+1,2) = Nodal (Nem1,1) + 2
Nodal (Nem1+1,3) = Nodal (Nem1,2)
Nodal (Nem1+1,4) = Nodal (Nem1,1)
Persamaan diatas kita ubah dalam bentuk nodal.
Nodal (21,1) = Nodal (20,1) + 1 = 41
Nodal (21,2) = Nodal (20,1) + 2 = 42
Nodal (21,3) = Nodal (20,2) = 17
Nodal (21,4) = Nodal (20,1) = 40
Jika elemen
berada pada baris bawah / datar selain sudut yaitu elemen ke 2, 3, 4
I = Nem1+2,Nem1+nx
Artinya I dapat diganti dengan NemI+2, NemI+3, .......,
NemI+nx
Atau dapat kita tulis 22, 23, 24, 25 dan 26
Nodal (I,1) = Nodal (I-1,2)
Nodal (I,2) = Nodal (I-1,2) + 1
Nodal (I,3) = Nodal (I-1,3) + 1
Nodal (I,4) = Nodal (I,3) - 1
Nilai-nilai diatas didapatkan :
Nodal (22,1) = Nodal (21,2) = 42
Nodal (22,2) = Nodal (21,2) + 1 = 43
Nodal (22,3) = Nodal (21,3) + 1 = 18
Nodal (22,4) = Nodal (22,3) – 1 = 17
Dari persamaan-persamaan diatas yaitu perhitungan
cerobong bagian bawah maka dapat kita analogikan
untuk perhitungan ketiga sisi-sisi yang lain yaitu sisi sebelah kiri dan kanan serta sisi bagian atas. Akan digunakan untuk
mengeksekusi program PMESH.FOR dan PDM6A.FOR
sehingga didapatkan pemodelan cerobong yang ditulis dalam file KTY1.DAT dan KRD1.DAT di bawah ini.
Pemodelan susunan mesh cerobong tersebut menghasilkan
output sebanyak 1200 elemen dan 1320 nodal.
BAB
IV
HASIL
Dapat
disimpulkan bahwa pada cetakan SS304, temperatur lebih cepat menyebar daripada cetakan
pasir. Sehingga menyebabkan pendinginan di dalam cetakan SS304 berlangsung lebih cepat. . Pada daerah
coran dengan cetakan SS304 didapatkan bahwa pada rentang 60 detik sampai 1260 detik terjadi penurunan temperatur
dari 873K menjadi 484K sedangkan pada cetakan pasir sebesar 929K menjadi 658K. Tegangan termal di dalam cetakan SS304
juga lebih besar daripada cetakan pasir dengan nilai 3.89E+09 Pa. Lebih besar daripada cetakan pasir yang sebesar
2.35E+08 Pa sehingga
dapat
disimpulkan bahwa distribusi temperatur sangat berpengaruh terhadap tegangan termal.
Dengan kecepatan penyebaran yang tinggi maka tegangan termal juga semakin tinggi. Semakin tingginya tegangan
termal maka shrinkage yang terjadi akan semakin besar. Dan untuk itu cetakan pasir lebih cocok dibandingkan cetakan SS304
dikarenakan shrinkage yang terjadi lebih kecil
jika dibandingkan dengan cetakan SS304 sehingga dapat menghasilkan ceoran yang lebih
baik.
Dari
penelitian dan pembahasan hasil yang telah dilakukan, dapat ditarik
beberapa
kesimpulan yaitu :
a.
Metode beda hingga pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui penggunaan
metode
beda tengah orde kedua dan penyelesaian dengan metode ADI (Alternating
Direction
Implicit) untuk menyelesaikan persamaan konduksi tak tunak dengan
modifikasi
koefisien matriks konveksi untuk sisi-sisi cerobong yang berbatasan
konveksi
dan modifikasi koefisien matriks untuk material berbeda
b.
Metode elemen hingga pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
penggunaan
mesh segiempat bilinear untuk menyelesaikan persamaan konduksi
steady
state dengan kondisi batas konveksi
c.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini mampu memprediksikan distribusi
temperatur
pada cerobong.
d.
Simulasi cerobong menggunakan metode elemen hingga dan beda hingga dengan
jumlah
grid yang sama 41x41 menghasilkan visualisasi yang sama.
e.
Metode beda hingga tampilan visualisasi beda temperatur terlihat jelas
sedangkan
metode
elemen hingga visualisasi temperaturnya halus dan bentuk mesh terlihat
dengan
jelas.
daftar pustaka
Firdaus,
Muhammad Bahtiyar Firdaus. 2016.
Analisa Proses Perpindahan Panas pada Pengecoran Paduan Al-12%Si dengan Metode Elemen Hingga.
SurabayaYanuarto, Eko.
SIMULASI NUMERIK PERPINDAHAN PANAS PADA CEROBONG SEGIEMPAT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA DAN BEDA HINGGA.
Mekanika