Sabtu, 17 Oktober 2015

Injeksi Plastik

Pengertian Injection molding
Injection molding adalah metode pembentukan material termoplastik dimana material yang meleleh karena pemanasan diinjeksikan oleh plunger ke dalam cetakan yang didinginkan oleh air sehingga mengeras. Meskipun banyak variasi dari proses dasar ini, 90 persen injection molding adalah memproses material termoplastik. Injection molding mengambil porsi sepertiga dari keseluruhan resin yang dikonsumsi dalam pemrosesan termoplastik. Sekarang ini bisa dipastikan bahwa setiap kantor, kendaraan, rumah, pabrik terdapat barang-barang dari plastik yang dibuat dengan cara injection molding, misalnya pesawat telepon, printer, keyboard, mouse, rumah lampu mobil ,dashboard, reflektor, roda gigi, helm, televisi, sisir, roda furnitur, telepon seluler, dan masih banyak lagi yang lain.


Keuntungan dan Kerugian Plastik Injeksi 
Keuntungan menggunakan mesin cetak injeksi:
            a. Produk dapat dibuat dalam jumlah massal.
            b. Produk dapat dibuat dalam ukuran besar.
            c. Biaya produksi per satuan produk relatif murah.
            d. Proses dapat dibuat otomatik atau komputerisasi.
Kerugian menggunakan mesin cetak injeksi :
            a. Persaingan antar pabrik menghasilkan keuntungan yang terbatas.
            b. Biaya pembuatan cetakan relatif mahal.
            c. Harga mesin dan perlengkapannya mahal.
            d. Pengendalian proses rentan terhadap kerusakan. 

Jenis-jenis mesin injection molding
             1.                  Berdasarkan metode pencekaman cetakan
1.               pencekam toggle
2.               pencekam hidraulik
2.                 Berdasarkan proses pelelehan bijih plastik
1.               single-stage plunger
2.               two-stage screw-plunger
3.               single-stage reciprocating-screw
3.                 Berdasarkan tonase - Mesin injection molding dibedakan berdasarkan besarnya gaya pencekaman maksimum yang bisa diberikan. Kisarannya mulai dari 5 ton untuk menghasilkan produk seberat 10 gram sampai dengan 5000 ton untuk menghasilkan produk seberat 50 kilogram.

Proses Injeksi Plastik

1. MATERIAL INPUT. 
Memasukan bahan baku dalam hal ini berupa resin/bijih plastik kedalam tanki penampungan. 

2.MIXING MATERIAL. 
Proses pencampuran material murni abs dan material daur ulang/regrind.           

 3.DRYER. 
Mengeringkan material sebelum dikirim ke mesin injection, karena jika material mengandung air maka part-nya akan cacat.         

  4.INJECTION. 
Material yang sudah dikeringkan di dryer akan dikirim untuk ditampung di mini hopper untuk selanjutnya material bijih plastik akan dirubah ke bentuk cairan oleh heater. setelah berubah menjadi bentuk cair,material akan di dorong oleh screw hingga mengisi celah-celah didalam mold yang memang di desain sesuai bentuk part dengan tekanan tinggi. setelah jadi bentuk part,mold akan membuka,kemudian ejector akan mendorong part yang menempel di core side mold.            

5.FINISHING. 
Hasilnya akan diletakan di conveyor hingga akhirnya part akan di check oleh operator dan dilakukan pemotongan runner/sprue.
6.CRUSHER
Penghancuran part-part hasil produksi yang tergolong cacat, akan dimasukan kedalam mesin penghacur hingga part akan menjadi serbuk plastik kasar yang disebut regrind yang nantinya akan di campurkan dengan material murni.





Sumber : 
https://campurtumpah.wordpress.com/2014/01/22/proses-plastic-injection-molding/
http://injeksiplastik.blogspot.co.id/2009/11/proses-injeksi-plastik.html

Kamis, 15 Oktober 2015

Pneumatik

A.              Definisi Pneumatik
  Perkataan pneumatik berasal bahasa Yunani “ pneuma “ yang berarti “napas” atau “udara”. Jadi pneumatik berarti terisi udara atau digerakkan oleh udara mampat. Pneumatik merupakan cabang teori aliran atau mekanika fluida dan tidak hanya meliputi penelitian aliran-aliran udara melalui suatu sistem saluran, yang terdiri atas pipa-pipa, selang-selang, gawai dan sebagainya, tetapi juga aksi dan penggunaan udara mampat.

B.              Komponen Pneumaik
1.                   Kompresor
            Kompresor adalah suatu alat mekanikal yang bertujuan untuk menaikkan tekanan suatu gas dengan cara menurunkan volumenya. Komponen inilah yang mensupply udara bertekanan untuk sistem pneumatik, serta menjaga tekanan sistem agar tetap berada pada tekanan kerjanya.
2.                  Regulator & Gauge
            Kedua alat tersebut menjadi komponen wajib di setiap sistem pneumatik. Regulator adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur supply udara terkompresi masuk ke sisptem pneumatik. Sedangkan gauge berfungsi sebagai penunjuk besar tekanan udara di dalam sistem. Keduanya dapat berupa sistem mekanis maupun elektrik.

3.                  Check Valve
            Check Valve adalah valve atau katup yang berfungsi untuk mencegah adanya aliran balik dari fluida kerja, dalam hal ini udara terkompresi. Terutama adalah apabila pada sebuah sistem pneumatik tersebut dipergunakan tanki akumulator udara, sehingga Check Valve tersebut mencegah adanya udara dari akumulator untuk kembali menuju kompresor namun tetap mengalirkan udara bertekanan dari kompresor untuk masuk ke dalam akumulator.
            4.                  Tanki Akumulator
                        Tanki akumulator atau juga disebut buffer tank berfungsi sebagai cadangan (storage) tekanan udara terkompresi yang digunakan untuk penggerak aktuator. Selain itu tanki ini juga berfungsi untuk mencegah ketidakstabilan supply udara ke aktuator, lebih menstabilkan kerja kompresor agar tidak terlalu sering mematikan dan menyalakannya lagi, serta lebih memudahkan desain sistem dalam menempatkan kompresor jika diharusakan penempatan aktuator pneumatik lebih jauh dengan kompresor.
5. Saluran Pipa
            Pipa-pipa digunakan untuk mendistribusikan udara terkompresi dari kompresor atau tanki akumulator ke berbagai sistem aktuator. Diameter pipa yang digunakan pun bermacam-macam tergantung dari desain dan tujuan penggunaan sistem pneumatik tersebut. Pada sebuah sistem pneumatik besar (menggunakan lebih dari dua aktuator), untuk area sistem supply (area kompresor dan tanki) digunakan pipa berdiameter lebih besar daripada yang digunakan pada area aktuator. Namun jika sistem pneumatik yang ada kecil, misal hanya untuk menggerakkan satu saja aktuator, maka diameter pipa yang digunakan pun akan seragam di semua bagian.
6. Directional Valve
            Directional valve atau katub pengatur arah yang instalasinya berada tepat sebelum aktuator, adalah berfungsi untuk mengatur kerja aktuator dengan cara mengatur arah udara terkompresi yang masuk atau keluar dari aktuator. Satu valve ini didesain untuk dapat mengatur arah aliran fluida kerja di dua atau bahkan lebih arah aliran. Ia bekerja secara mekanis atau elektrik tergantung dari desain yang ada.

C.              Kelebihan dan kekurangan pada sistem pneumatik 

      Kelebihan pada sistem pneumatik:                                      
  •          Ramah lingkungan / bersih (jika terjadi kebocoran dalam sistem perpipaan).
  •          Udara sebagai tenaga penggerak memiliki jumlah yang tak terbatas
  •          Lebih cepat dan responsif jika dibandingkan dengan hidrolik
  •          Harganya yang murah


      Kekurangan pada sistem pneumatik:
  •          Daya mekanik yang dihasilkan kecil
  •          Membutuhkan perawatan yang lebih tinggi, karena udara sebagai penggeraknya biasanya kotor dan mengandung air sehingga gesekan antara piston cylinder dan rumah cylinder besar dan mempercepat kerusakan pada air cylinder.


Sumber: 
  •     Modul Praktikum Teknik Mesin Menengah
  •     http://artikel-teknologi.com/komponen-komponen-sistem-pneumatik-3/
  •     http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2010/02/dasar-dasar-pneumatik.html

Senin, 12 Oktober 2015

Non Destrtructive (NDT)

A. Pengertian

Non destrtructive testing (NDT) adalah aktivitas tes atau inspeksi terhadap suatu benda untuk mengetahui adanya cacat, retak, atau discontinuity lain tanpa merusak benda yang kita tes atau inspeksi. NDT dilakukan dengan teknik yang tidak merusak, atau mempengaruhi fungsi dari objek yang diuji dimasa yang akan datang. Karena NDT dilakukan tanpa mewariskan kerusakan, NDT memberikan keseimbangan yang sangat baik antara pengendalian kualitas dan efektivitas biaya. Secara umum, NDT berlaku untuk inspeksi industri. Teknologi yang digunakan dalam NDT mirip dengan yang digunakan dalam industri medis, Cuma beda objeknya aja.

B. Jenis Pengujian NDT


1. Visual and Optical Testing (VT)  
Metode NDT paling mendasar adalah pemeriksaan visual. Visual testing dilakukan dengan hanya melihat benda yang diuji menggunakan mata untuk melihat apakah ketidak sempurnaan permukaan yang terlihat. Dapat juga digunakan alat Bantu berupa kamera dan perlengkapan computer untuk membantu penglihatan dan menjangkau tempat-tempat uang sulit dilihat secara langsung.

2. Radiography (RT) 
RT menggunakan penetrasi sinar gamma atau X-Ray pada benda uji untuk mencari cacat atau memeriksa fitur internal atau tersembunyi. Sebuah generator X-ray atau isotop radioaktif digunakan sebagai sumber radiasi. Radiasi diarahkan melalui benda uji dan pada film atau detektor lainnya. The shadowgraph yang dihasilkan menunjukkan fitur internal dan kondisi fisik benda uji. Ketebalan benda uji dan perubahan densitas terlihat sebagai warna yang lebih terang atau lebih gelap pada film atau detektor.

3. Magnetic Particle Testing (MT) 
Metode NDT ini dilakukan dengan menginduksi medan magnet pada benda uji yang bersifat feromagnetik dan kemudian menaburkan partikel besi pada permukaan uji ( partikel kering atau dilaritkan dalam cairan). Cacat pada permukaan dan dekat-permukaan (subsurface) akan mengganggu aliran medan magnet di dalam benda uji dan mengakibatkan beberapa garis magnet bocor keluar di permukaan (Flux leakage). Partikel besi akan tertarik dan terkonsentrasi di lokasi kebocoran fluks magnet. Hal ini menghasilkan indikasi cacat pada permukaan material. Gambar di bawah menunjukkan komponen sebelum dan setelah pemeriksaan menggunakan partikel magnetik kering.

4. Ultrasonic Testing (UT)
Dalam pengujian ultrasonik, gelombang suara frekuensi tinggi ditransmisikan pada benda uji untuk mendeteksi ketidak sempurnaan atau untuk mencari perubahan pripertis material benda uji. Teknik pengujian yang paling umum digunakan adalah pulse-echo, dimana suara ditembakkan ke dalam benda uji dan refleksi (echo) dari ketidak sempurnaan internal atau permukaan geometris akan kembali ke receiver. Berikut adalah contoh dari pemeriksaan pengelasan menggunakan UT. Perhatikan indikasi yang naik ke batas atas layar. Indikasi ini diproduksi oleh suara yang dipantulkan dari sebuah cacat dalam sambungan las.

5. Penetrant Testing (PT)
Dengan metode pengujian ini, benda uji dibasahi dengan cairan yang mengandung pewarna visible atau fluorescene. Cairan tersebut akan meresap pada celah atau discontinuity yang diindikasikan sebagai cacat. Setelah cairan meresap, kelebihan cairan pada permukaan benda uji dibersihkan. Developer kemudian disemprotkan untuk menarik keluar penetran dari cacat  Perbedaan warna yang kontras antara developer dan cairan penetran yang muncul keluar merepresentasikan suatu indikasi cacat.

6. Electromagnetic Testing (ET) 
Ada beberapa metode pengujian elektromagnetik tetapi fokus di sini akan pada pengujian eddy current. Dalam pengujian eddy current, arus listrik (arus eddy) dihasilkan dalam material uji akibat perubahan medan magnet. Kekuatan arus eddy ini dapat diukur. Cacat pada benda uji menyebabka interupsi pada aliran eddy current, interupsi inilah yang diamati oleh Inspektor sebagai indikasi adanya cacat atau perubahan lainnya pada benda uji. Eddy current juga dipengaruhi oleh konduktifitas elektrik dan sifat permeability dari benda uji. 

7. Leak Testing (LT)
Beberapa teknik digunakan untuk mendeteksi dan menemukan kebocoran pada bejana bertekanan, pipa, dan struktur lainya. Kebocoran dapat dideteksi dengan menggunakan perangkat elektronik leak test, pressure gauge measurements, teknik penetran dan gas, atau tes gelembung sabun sederhana.

8. Acoustic Emission Testing (AE) 
Ketika sebuah materi padat mengalami stres, ketidaksempurnaan  pada material akan memancarkan energi akustik pendek yang disebut "emisi." Seperti dalam pengujian ultrasonik, emisi akustik dapat dideteksi dengan receiver khusus. Sumber emisi dapat dievaluasi melalui studi intensitas dari emisi yang ditangkap dan waktu kedatangan untuk mengumpulkan informasi (seperti lokasi) tentang sumber-sumber emisi tersebut.



Sumber:
http://catatankuliahakbar.blogspot.co.id/2011/03/non-destructive-testing-ndt.html

Rabu, 07 Oktober 2015

AC (Air Conditioner)

A. Pengertian Dasar Tentang  AC (Air Conditioner)
AC (Air Conditioner) adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara dan kelembapan suatu area dengan cara mensirkulasikan gas refrigerant berada di pipa yang di tekan dan di hisap oleh kompresor.


B. Bagian-Bagian AC (Air Conditioner) Beserta Fungsinya.
Kompresor 
Kompresor adalah power unit dari sistem sebuah AC. Ketika AC dijalankan, kompresor mengubah fluida kerja/refrigent berupa gas dari yang bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Gas bertekanan tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor.

Kondensor
Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah/mendinginkan gas yang bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi.Cairan lalu dialirkan ke orifice tube.

Orifice Tube
Dimana cairan bertekanan tinggi diturunkan tekanan dan suhunya menjadi cairan dingin bertekanan rendah. Dalam beberapa sistem, selain memasang sebuah orifice tube, dipasang juga katup ekspansi.

Katup ekspansi
Katup ekspansi, merupakan komponen terpenting dari sistem. Ini dirancang untuk mengontrol aliran cairan pendingin melalui katup orifice yang merubah wujud cairan menjadi uap ketika zat pendingin meninggalkan katup pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin

Evaporator/pendingin
refrigent menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan kipas evaporator meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam evaporator mulai berubah kembali menjadi uap bertekanan rendah, tapi masih mengandung sedikit cairan. Campuran refrigent kemudian masuk ke akumulator / pengering. Ini juga dapat berlaku seperti mulut/orifice kedua bagi cairan yang berubah menjadi uap bertekanan rendah yang murni, sebelum melalui kompresor untuk memperoleh tekanan dan beredar dalam sistem lagi. Biasanya, evaporator dipasangi silikon yang berfungsi untuk menyerap kelembapan dari refrigent.

C. Prinsip Kerja AC (Air Conditioner)


  1. Udara di dalam ruangan dihisap oleh kipas sentrifugal yang ada dalam evaporator dan udara bersentuhan dengan pipa coil yang berisi cairan refrigerant. Dalam hal ini refrigerant akan menyerap panas udara sehingga udara menjadi dingin dan refrigerant akan menguap dan dikumpulkan dalam penampung uap.
  2. Tekanan uap yang berasal dari evaporator disirkulasikan menuju kondensor, selama proses kompresi berlangsung, temperatur dan tekanan uap refrigerant menjadi naik dan ditekan masuk ke dalam kondensor.
  3. Untuk menurunkan tekanan cairan refrigerant yang bertekanan tinggi digunakan katup ekspansi untuk mengatur laju aliran refrigerant yang masuk dalam evaporator.
  4. Pada saat udara keluar dari condensor udara menjadi panas. Uap refrigerant memberikan panas kepada udara pendingin dalam condensor menjadi embun pada pipa kapiler. Dalam mengeluarkan panas pada condensor, dibantu oleh kipas propeller.
  5. Pada sirkulasi udara dingin terus-menerus dalam ruangan, maka perlu adanya thermostat untuk mengatur suhu dalam ruangan atau sesuai dengan keinginan.
  6. Udara dalam ruang menjadi lebih dingin dibanding diluar ruangan sebab udara di dalam ruangan dihisap oleh sentrifugal yang terdapat pada evaporator kemudian terjadi udara bersentuhan dengan pipa/coill evaporator yang didalamnya terdapat gas pendingin (freon). Di sini terjadi perpindahan panas sehingga suhu udara dalam ruangan relatif dingin dari sebelumnya.
  7. Suhu di luar ruangan lebih panas dibanding di dalam ruangan, sebab udara yang di dalam ruangan yang dihisap oleh kipas sentrifugal dan bersentuhan dengan evaporator, serta dibantu dengan komponen AC lainnya, kemudian udara dalam ruangan dikeluarkan oleh kipas udara kondensor. Dalam hal ini udara di luar ruangan dapat dihisap oleh kipas sentrifugal dan masuknya udara melalui kisi-kisi yang terdapat pada AC.
  8. Gas refrigerant bersuhu tinggi saat akhir kompresi di condensor dengan mudah dicairkan dengan udara pendingin pada sistem air cooled atau uap refrigerant menyerap panas udara pendingin dalam condensor sehingga mengembun dan menjadi cairan di luar pipa evaporator.
  9. Karena air atau udara pendingin menyerap panas dari refrigerant, maka air atau udara tersebut menjadi panas pada waktu keluar dari kondensor. Uap refrigerant yang sudah menjadi cair ini, kemudian dialirkan ke dalam 
sumber: 
Handoko, Juni. "Merawat dan Memperbaiki AC". Jagakarsa: Kawan Pustaka.
http://mengerjakantugas.blogspot.co.id/2009/07/prinsip-cara-kerja-air-conditioner.html
http://hermawayne.blogspot.co.id/2009/02/cara-kerja-air-conditioner-ac.html